July 23, 2018

Contoh analisis singkat kasus e-ktp

Tags


Analisis kasus E-KTP 


Permasalahan
Adanya kasus korupsi e-ktp akibatnya keuangan negara ditaksir mengalami kerugian hingga Rp 2 triliun dari nilai proyek hingga Rp 6,6 triliun. Penerapan e-KTP hingga kini sangat memprihatinkan dan dalam kondisi amburadul. Pemerintah sekarang ibaratnya terpaksa cuci piring dan terkena dampak buruknya. Megaproyek e-KTP ternyata belum dapat menyelesaikan masalah kependudukan yang canggih dan terintegrasi.
Tahapan dan proses megaproyek e-KTP yang dimulai dari tahun 2009 penuh keganjilan dan sarat korupsi. Megaproyek itu sejak awal melibatkan KPK dan LKPP tapi setengah hati dan hanya sebatas basa-basi politik. Kini e-KTP menimbulkan masalah krusial bagi pemerintah sekarang. Masalah krusial itu antara lain berupa krisis pengadaan blangko e-KTP di berbagai daerah. Krisis itu merupakan bukti buruknya perencanaan dan kinerja vendor terkait e-KTP. Sejak semula megaproyek e-KTP sudah penuh keganjilan. Namun pemerintah saat itu mengabaikan saran para pakar dan kritik masyarakat.
Kondisi proyek e-KTP yang sangat amburadul dan sangat merugikan negara itu telah diusut oleh KPK. Sistem dan perangkat e-KTP mestinya tidak boleh melalui pengadaan nasional yang monopolistik dan bernuansa kolusi oleh vendor. Mestinya megaproyek itu melibatkan sebanyak mungkin pengembang dan perusahaan dalam negeri.  Kemudian proyek e-KTP yang melibatkan langsung pemerintah pusat hanya terkait sistem business intelegent terkait dengan data base dan analisis kependudukan untuk pembangunan dan kondisi darurat.
Publik sering bertanya, sejauh mana manfaat e-KTP untuk meningkatkan tatakelola kependudukan dan kesejahteraaan sosial di negeri ini. Dalam pandangan masyarakat awam, e-KTP memang berhenti kepada wujud blangko e-KTP yang materialnya terbuat dari bahan polietelin dan tertanam chip di dalam blangko. Serta dirancang dengan keamanan pencetakan dengan hologram. Masyarakat awam belum memahami nilai tambah blangko e-KTP yang harganya kelewat mahal itu.
Penyelesaian
Adanya keterbukaan, akuntabilitas, serta perbaikan pembahasan anggaran yang lebih teliti, dipertimbangkan dengan matang diyakini bisa mencegah terulangnya kasus korupsi anggaran seperti dalam kasus KTP elektronik yang tentunya sangat merugikan keuangan negara. Dengan sistem yang digunakan tersebut pihak maupun aparat yang terkait dalam anggaran dapat mengontrol serta mengawasi rencana anggaran tersebut dan meminimalisir terjadinya korupsi.
Lebih tegas lagi aparat maupun badan terkait mengenai kasus korupsi tersebut, seperti BPK maupun KPK sendiri. Apabila melihat ataupun mengetahui terjadinya suatu kejanggalan ataupun indikasi pelanggaran terkait anggaran proyek e-ktp segera untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut karena masih dalam hal indikasi sehingga bisa dicegah dan diluruskan belum sampai pelanggaran tersebut menjadi rumit dan melibatkan banyak pihak sehingga akan susah serta membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelsaikannya.
Dilakukannya supervisi terhadap proyek-proyek strategis dan pengawasan terhadap penggunaan keuangan negara yang langsung dilakukan oleh KPK. KPK dapat menunjuk perwakilannya sebagai PIC atau penyidik/penyelidik-nya untuk mengawasi dan meninjau sebelum transaksi dilakukan.
Selanjutnya, sudah saatnya KPK bekerjasama dengan Advokat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Sudah lazim setiap kantor Advokat di Negara maju seperti Amerika Serikat memiliki area praktik untuk anti-korupsi, tetapi di Indonesia kebanyakan Advokat fokus dalam pembelaan terhadap tersangka korupsi di pengadilan.
Advokat berperan penting dalam memberikan pendapat hukum terhadap potensi korupsi yang mungkin terjadi. Seharusnya pihak-pihak yang menggunakan keuangan Negara maupun transaksi yang berkaitan dengan keuangan Negara melakukan mitigasi terhadap potensi korupsi yang mungkin muncul dikemudian hari.


EmoticonEmoticon