Minyak
sawit merupakan salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi
di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan digunakan untuk berbagai
variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan sebagainya. Kebanyakan minyak
sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon kelapa sawit
membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk
memaksimalkan produksinya. Efek samping yang negatif dari produksi minyak sawit
terganggunya kesehatan manusia karena
mengandung kadar lemak yang tinggi.
Permintaan
dunia akan minyak sawit menunjukkan kecenderungan meningkat sejalan dengan
jumlah populasi dunia yang bertumbuh dan karenanya meningkatkan konsumsi
produk-produk dengan bahan baku minyak sawit. Industri perkebunan dan
pengolahan sawit adalah industri kunci bagi perekonomian Indonesia: ekspor
minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini
memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Hampir 70% perkebunan
kelapa sawit terletak di Sumatra dan sisanya
sekitar 30% berada di pulau
Kalimantan. Jumlah total luas area perkebunan sawit di Indonesia pada saat ini
mencapai sekitar 8 juta hektar; dua kali lipat dari luas area di tahun 2000 ketika
sekitar 4 juta hektar lahan di Indonesia dipergunakan untuk perkebunan kelapa
sawit. Jumlah ini diduga akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.
Perusahaan-perusahaan
sawit di Indonesia berencana untuk melakukan investasi-investasi besar untuk
meningkatkan kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini sesuai dengan ambisi pemerintah
untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan dari sumber daya dalam negeri.
Indonesia selama ini berfokus pada ekspor bahan baku mentah namun telah
mengubah prioritasnya untuk mengolah produk-produknya supaya memiliki harga
jual yang lebih tinggi. Total ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun
2015 mencapai 26,40 juta ton atau naik 21% dibanding dengan total ekspor tahun
2014 yang mencapai 21,76 juta ton
Estimasi
jumlah penerimaan devisa negara dari kelapa sawit dari tahun ke tahun
diperkirakan akan terus meningkat. Hal tersebut karena tingginya permintaan
minyak sawit oleh masyarakat dunia. Permintaan minyak sawit yang tinggi membuat
Indonesia membuat rencana mengembangkan perkebunan kelapa sawit yang besar
sehingga menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Pemanfaatan program
pemerintah dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit , justru menjadi suatu
yang bermanfaat hingga mendatangkan pendapatan bagi masyarakat dan Negara
Indonesia. Pemerintah mengklaim subsektor perkebunan kelapa sawit telah
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi negara. Pada tahun 2015, total
devisa ekspor yang diberikan oleh perkebunan kelapa sawit dalam bentuk ekspor
minyak sawit mentah dan produk
turunannya mencapai sekitar US$ 19,5 miliar atau sekitar Rp 200 triliun dan
diperkirakan di tahun 2016 ini juga akan mengalami peningkatan.
Keadaan
yang sedang dialami Indonesia mengenai peningkatan jumlah ekspor dan pendapatan
devisa negara terhadap minyak kelapa sawit akan menarik investor asing maupun
domestik untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya dalam industri
minyak kelapa sawit. Dengan beberapa faktor pendukung untuk pihak asing maupun
domestik dapat berinvestasi pada industri minyak kelapa sawit seperti jumlah
lahan pertanian yang luas, sumber daya alam yang melimpah serta iklim tropis
yang mendukung.
EmoticonEmoticon