September 15, 2017

Contoh Cerpen Olahraga - KIT Futsalismo

Tags



KIT FUTSALISMO CHAMPIONSHIP
Entah tak peduli angin hendak berhembus dari utara menuju selatan atau dari selatan menuju utara. Entah sinnar mentari menyengatku entah ia hendak bergeser menuju barat untuk beristirahat ataukah rembulan meninggi melalui barat ke timur. Entah roda waktu berdetak makin cepat menyita hari-hariku, peluh keringat menghujani setiap ragaku. Namun semangat ini selalu membara membakar setiap setiap jera dan ketakutan. Aku menunggu sebuah turnamen besar dan bergengsi di tingkat nasional ini. Yang merupakan turnamen paling besar yang pernah aku ikuti selama menjadi pemain futsal di SMAku. Kali ini Solo-lah yang menjadi tuhan rumah penyelenggara setelah Surabaya, yang telah dilakukan diberbagai kota negara ini. Dengan peserta yang dibagi menjdi tiga tingkatan: tingkat SMA, tingkat Universitas, dan tingkat umum. Tingkat kebugaran fisik dan teknik bermain sangatlah berpengaruh dalam sebuah permainan, apalagi dalam event sebesar ini yang menyediakan hadiah yang besar dan haruslah semua tim memiliki semuanya itu untuk menjadi juara sejati. Diperlukannya sebuah latihan keras, disiplin dan mengikuti arahan pelatih. Namun, sosok pelatih juga berpengaruh, bagaimana dia dapat menggunakan strategi-strategi jitu dan tak kalah penting menaikkan mental dari para pemainnya untuk kinerja yang lebih baik dan semakin matang.
Namun sebelum itu semua, dalam sebuah turnamen di Sragen aku bagai tertimpa buah simalakama. Beberapa hari sebelum perhelatan itu dimulai pelatih menyampaikan bahwa turnamen tersebut digunakan sebagai pemanasan menjelang turnamen besar di Solo. Sebelum perhelatan itu dimulai, aku menderita sebuah penyakit yang sudah aku alami sebelum-sebelumnya yang seperti di tusuk-tusuk di perut dan raga yang terasa lemas. Akupun mencoba menyembuhkan penyakit ini dengan berobat kepada dokter yang telah biasa untuk memeriksaku. Tidak tanggung-tanggung, lima jenis obat diberikannya kepadaku dengan jenis yang berbeda-beda. Aku berpikiran apakah dokter ini tahu kalau aku ingin mengikuti turnamen sehingga diberi obat sebnyak ini atau bagaimana. Akupun berpikir dengan penuh keheranan dan sedikit keheranan apakah ini hanya kebetulan ataukah dosisnya memang begitu. Akupun tak lupa selalu meminumnya demi kesembuhanku untuk turnamen Sragen. Namun setelah beberapa hari, penyakitku ini cukup bisa diatasi dan sedikit berurang walaupun seringkali kadang masih kambuh. Aku akhirnya tidak mengikuti latihan terakhir untul persiapan turnamen itu. “Pak, maaf saya enggak bisa ikut latihan dulu, soalnya ini baru sakit” tanyaku kepada pelatih lewat salah satu media sosial. “Duh, kok mau turnamen malah sakit toh?”jawab pelatihku dengan sedikt kecewa dengan emoticon yang diberikan. “Ya, maaf pak. Kan kemarin minggu itu habis wisata yang niatnya buat refreshing, eee, tapi pulangnya itu malah jadi sakit kayak biasanya”penjelasanku kepadanya. “Yasudah, istirahat yang cukup dan jaga kondisi biar cepet sembuh”jawab pelatih dengan sediit menasehatiku. Akupun betul-betul memperhatikan, bahkan mengurangi kegiatan-kegiatan yang menyibukkanku demi kesehatan seutuhnya, mengingat selama SMA ini kegiatanku bisa dikatakan cukup padat disamping dari tugas-tugas sekolah yang telah melambai-lambaiku untuk menyelesaikannya. Dan aku juga sempat tidak masuk sekolah satu hari karena kondisi yang masih lemas. Dua hari menjelang turnamen dimulai pelatih meminta pemain untuk berkumpul sekedar mendengarkan infomasi dan pengarahan-pengarahan. Kondisiku bisa dikatakan sudah delapan puluh persen fit. Pelatih memberikan arahan-arahan dan strategi permainan dalam sebauh ruangan. Setelah tiga puluh menit menjelaskan dengan penuh ekspresif, dia menanyaiku, “Bagaimana keadaanmu?”.”Ya sudah lumayan pak”jawabku dengan sedikit memberi senyuman sambil memegang perutku. “Gini ya, penyakit kamu itu kan penyakit dalam, jadi enggak bisa tahu pasti apakah sudah sembuh benar atau belum, beda kalo cuman cedera atau keseleo yang bisa dilihat dengan jelas, mending kamu enggak ikut dulu turnamen di Sragen dulu, nanti buat persiapan KIT di Solo saja ya?”jawab pelatih sambil memegang pundakku.“Lha tapai pak?”jawabku dengan penuh memohon.”Ah, sudahlah tidak apa-apa, kipernya juga masih ada satu, itu si zaki”jawabnya sambil menoleh kepada si zaki.”Ya sudah pak tidak apa-apa”jawabku dengan sedikit kecewa. Bukan kecewa karena terhadap pelatihku yang tak membawaku ke Sragen, tetapi kecewa sama diriku sendiri yang tidak bisa menjaga kesehatan menjelang turnamen seperti ini. Akupun bertekad untuk bisa fit dan bugar sebelum KIT Futsalismo di Solo nanti dimulai setelah turnamen di Sragen.
Hari ini merupakan hari bertandingnya tim futsal SMAku di Sragen yang aku tidak bisa untuk mengikutinya. Para siswa SMAku menyebutnya sebagai smanigday, yang artinya harinya SMAku, maksudnya hari bertandingnya sekolahku seperti yang terdapat pada status-status dari sosial media mereka yang tiap siswa hampir mempunyainya. Pertandingan dimulai pukul 16.00 di GOR Diponegoro, akupun berantusias untuk menontonnya. Di hari pertama ini penonton yang melihat cukup banyak dan termasuk aku salah satunya, walapun tidak sebanyak penonton lawan karena jaraknya juga relatif lebih dekat dibanding sekolahku. Pertandingan kali ini adalah melawan SMA 3 Sragen yang memiliki suporter fanatik dengan koreografi yang menarik. Dengan jalannya pertandingan yang sengit akhirya tim futsal SMAku bisa memenangkan pertandingan dan membuat para penonton bahagia. Akupun turun dari tribun untuk memberikan selamat kepada tim terutama kepada si zaki yang menggantikan posisiku bermain. Pertandingan akan dilanjutkan esok hari. Keesokan harinya masih dalam suasana smanigday seperti perkataan siswa-siswa lain yang cukup puas dengan kemenangan kemarin. Pertandingan hari ini dimulai pukul 14.00, hari ini semua pertandingan akan diselesaikan sampai final. Akupun berharap tim futsalku bisa masuk final dan tentunya menjadi juara. Kali ini pertandingan melawan SMK Gondang. Dengan kepercayaan tinggi atas kemenangan kemarin akhirnya tim futsalku berhasil mengalahkannya dengan pertandingan yang sengit dan keras sampai pemain futsal SMAku mendapat dua kartu merah yang merugikan tim untuk pertandingan selanjutnya di babak semi final. Setelah tim selesai beristirahat dan pemanasan kembali pertandingan selanjutnya di hari ini adalah melawan SMK Dian Kirana. Para pemainpun sudah terlihat tampak kelelahan dan akupun setia untuk menontonnya sampai pertandingan selesai. Tim futsal SMAku hanya memiliki enam pemain, dengan kondisi ini peluang untuk lolos cukuplah sulit. Namun tim bermain konsisten dan sekuat tenaga walaupun akhirnya harus bertekuk lutut dihadapan lawan dan akhirnya berhak untuk memperebutkan juara tiga dan empat. Yang sudah menunjukkan jam pukul 17.00, akupun juga masih setia untuk menonton seperti halnya teman lainnya. Akhirnya pertandingan perebutan juara ke tiga dan empat dimulai yang kali ini melawan SMA 1 Sambirejo. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, para pemain bermain kolektif dan kompak dengan arahan dari pelatih. Namun akhirnya tim futsalku hanya meraih juara ke empat setelah kalah di babak perebutan juara tiga dan empat. Para pemainpun tampak sedih dan kecewa dengan hasil yang dicapainya, pelatih memberikan motivasi kepada para pemain bahwa permainan hari ini sudah bagus tapi perlu ditingkatkan lagi. “Ayo semangat-semangat”teriak pelatih menyemangati pemain yang terlihat sedih. “Semangat!”serentak pemain berkata.”Target kita selanjutnya adalah KIT Futsalismo di Solo yang lebih keras dari ini, ayo kita semangat berlatih kembali, lupakan kegagalan ini dan jadikan kegagalan sebagai pelajaran yang berharga”ujar pelatih sambil memotivasi pemain.
Detik-detik berlalu, detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari dan hari berganti minggu. Tak bosan-bosannya aku berlatih kembali bersama tim dengan kondisiku yang semakin fit untuk bermain, berlatih tiga kali seminggu, maklum, agar dapat merebut juara bergengsi itu di tingkat nasional. Tak jarang pelatih bertindak tegas dan keras dalam latihan dan itu semua bertujuan untuk kedisiplinan dalam bermain. Pelatih biasa menggunakan pola defend 2-2 dalam proses bertahan dan pola 1-2-1 sebagai pola penyerangan . Itulah yang sering diajarkan oleh pelatih kepada tim futsal SMAku. Dan juga selalu fokus dalam bermain, pandai-pandai membuka atau mencari ruang yang kosong, passing-passing yang terukur dan penyelesaian akhir yang tepat yang bisa berbuah gol. Namung sayangnya, perhelatan itu bertepatan dengan ulangan tengah semester yang diadakan di sekolahku yang membuatku untuk pandai-pandai dalam membagi waktu antara belajar, latihan dan istirahat. Aku tidak ingin kejadian yang lalu terulang, yaitu sakit menjelang turnamen dimulai. Aku benar-benar menjaga kesehatanku dan pola makan yang teratur. Waktu terus berlalu dan tinggal beberapa hari lagi menjelang turnamen dimulai. Dalam latihan terakhir menuju turnamen, pelatih selalu mengingatkan untuk selalu disiplin posisi dan fokus ketika bermain dan tidak gentar menghadapi suporter lawan yang pastinya akan lebih banyak dan fanatik lagi. Aku berpikiran sejalan dengan pelatih, pasti suporter akan lebih banyak dan fanatik mengingat eventnya lebih besar dan bergengsi di tingkat nasional. Tiga hari mejelang turnamen dimulai, pelatih meminta pemain untuk kembali berkumpul mendengarkan hasil Technical Meeting mengenai KIT Futsalismo nanti. Pelatih menginformasikan bahwa tim aka bermain di hari kedua, yaitu 9 Oktober. Para pemain cukup senang karena memiliki waktu yang lebih lama sedikit untuk sekedar menyiapkan mental. Malam hari menjelang pertandingan pertama aku selalu terbayang-bayang tentang itu semua.
Keesokan harinya di sekolah yang masih dalam keadaan ulangan tengah semeter para siswa kembali berbincang-bincang mengenai pertandingan hari ini yang biasa mereka menyebutnya smanigday. Pertandingan akan dimulai sore hari pukul 16.00, sebelum itu tim berangkat lebih awal untuk mempunyai waktu persiapan yang lebih panjang. Dengan berangkat bersama-sama dari sekolah untuk menjalin kekompakan satu sama lain dengan berbagai candaan yang dilakukan sekedar mengurangi susana ketegangan dalam pertandingan pertama kali ini. Pertandingan kali ini adalah melawan SMA 2 Solo, akhirnya sampailah kami di GOR Manahan, atmosfer pertandingan sudah terasa sampai diluar stadion dengan suara suporter yang membahana sampai diluar stadion. Segeralah tim untuk bersiap-siap memakai sepatu dan melakukan pemanasan terlebih dahulu dan tentunya berdoa untuk diberi kemenangan kepada Tuhan. Susunan line up dibacakan,”Pemain yang turun pertama kali adalah Rizky, Isnan, Aulia, Timbul dan Zaki”ucap si pelatih. Dalam posisi kiper namaku tidak disebutkan yang biasa akulah yang menjadi pemain inti, namun kali ini adalah si zaki kembali yang menjadi pemain inti dalam tim futsal SMAku ini. Mungkin pelatih melihat kemampuan si zaki yang cukup bagus saat turnamen di Sragen minggu lalu dan kembali memainkannya sebagai pemain inti untuk menggantikanku. Akupun merasa cukup kecewa dan kaget dengan keputusan dari pelatih ini, mungkin pelatih memiliki strategi yang jitu dan sebagai satu tim hendaknya mempercayai satu sama lain, tidak bermain dengan egoisnya sendiri. Strategi dan motivasi bermainpun diberikan sang pelatih dan official tim demi kemenangan pertandingan sore ini. Akhirnya kami bersiap-siap di lorong stadion untuk menuju lapangan pertandingan dengan sedikit bercanda sekedar menghilangkan ketegangan yang dirasakan. Lagu fairplay berkumandang menandakan para pemain memasuki lapangan yang sebelumnya didahului berdoa di pinggir lapangan untuk permohonan kemenangan. Hatiku berdebar begitu kencang ketika lagu fairplay dikumandangkan yang sampai menggetarkan jiwa hatiku dan riuh teriakan para penonton yang memadati stadion tersebut. “Priiiittt!!!” peluit wasitpun dibunyikan menandakan dimulainya babak pertama, bola pertama untuk tim lawan sambil memanikan ball possesion. Pertandinga berjalan sangat ketat dengan skill-skill yang tinggi dari para pemain yang semakin memperindah permainan dan terjadi jual beli serangan yang cepat. Bahkan tak jarang wasit meniupkan peluitnya karena terjadi fouls, pertandingan berlangsung selama 2x20 menit yang mengharuskan pemain memiliki stamina dan kondisi fisik yang kuat. Akhirnya yang ditunggu-tunggu timku datang juga, yaitu sebuah gol. “Goolllll!!!” teriakku dan pemain dibangku cadangan. Suasana serentak menjadi kegembiraan dan semangat yang semakin menggebu-gebu dengan keunggulan timku 1-0. Namun akibat kelengahan pemain, beberapa pemain akhirnya gawang si zaki itu kebobol juga lewat tendangan keras dari luar kotak penalti yang membuat keadaan imbang 1-1. Para pemain terlihat kecewa dengan kebobolan itu. “Semangat-semangat, fokuuss” teriak pelatih dari pinggir lapangan. Kedudukan bertahan hingga wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya babak pertama. Beristirahatlah para pemain, sembari mendengarkan instruksi dari pelatih para pemain disuguhi penampilan dari dance yang kali ini dibawakan oleh dance SMAku sendiri. Timpun bertepuk tangan kepadanya sembari memberi semangat dan acungan jempol atas penampilannya yang cukup memuaskan dan menghibur. “Priiiittt!!!” tanda dimulainya babak kedua dengan bola berada di kendali permainan timku, ball possesionpun dimainkan. Kontak fisik sering terjadi antar pemain di lapangan yang akhirnya mendapatkan peringatan dan satu pemain dari timku mendapat kartu kuning. Dengan usaha yang keras dan luar biasa, akhirnya timku berhasil mencetak gol kedua yang semakin memotivasi untuk mencetak gol-gol selanjutnya dan meraih kemengan. Terjadilah gol yang ketiga dan seterusnya sampai yang kelima hingga skor sampai akhir pertandingan 5-1 untuk kemenangan timku atas SMA 2 Solo. Dengan kemenangan itu menjadikan timku mendapatkan tiga poin, para pemain merasa gembira dan bangga dengan hasil yang telah dicapainya namun masih banyak permainan yang harus dibenahi guna pertandingan esok hari. Segeralah untuk beristirahat sejenak dan bersiap untuk kembali ke rumah, dalam perjalanan pulang pemain selalu bercerita tentang hasil pertandingan tadi dan evaluasi dari pelatih. Sesampai dirumah akupun menyempatkan diri untuk sejenak belajar karena esok hari sudah ditunggu oleh soal-soal yang meminta untuk dikerjakan.
Keesokan harinya, para siswa banyak yang membicarakan kemenangan tim futsal SMAnya sambil memegangi buku pelajarannya masing-masing. Setelah selesai menyelesaikan ulangan yang cukup melelahkan, akupun segera pulang untuk bersiap-siap melakoni pertandingan kedua pukul 18.00 nanti. Mengingat hari Jumat, sembahyanglah terlebih dahulu guna kewajiban bagi seorang muslim yang telah aku miliki sejak lahir, sebelum menuju ke sekolah untuk berangkat bersama tentunya tidak lupa aku untuk meminta doa kepada kedua orang tuaku. Timpun berangkat bersama seperti halnya kemarin, sengaja untuk berangkat lebih awal agar mempunyai waktu pemanasan dan latihan yang cukup lama di stadion nanti. Sesampai di stadion, beristirahatlah tim sejenak sambil menonton pertandingan yang sedang berlangsung. Bersiaplah tim untuk melakukan pemanasan terebih dahulu guna pertandingan kali ini yang cukup penting untuk menuju ke semifinal dengan melawan SMA Muhammadiyah 2 Solo. Kami membutuhkan kemenangan untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Akupun sangat berharap sekali untuk tim dapat lolos ke semifinal dan membawa harum nama SMAku. Seperti halnya kemarin, sebelum pertandingan tim selalu memanjatkan doa dan pelatih menyampaikan strategi-strategi juga semangat-semangat yang dapat memotivasi para pemain. Tentunya dalam kondisi yang ingin lolos ke babak selanjutnya dibutuhkan usaha yang keras dan semangat yang membara dari para pemain. Akhirnya masuklah para pemain ke lapangan diiringi lagu fairplay yang masih saja membuat hatiku berdebar-debar. Dengan jumlah penonton kali ini yang semakin banyak semakin membuat seru pertandingan dan tentunya para pemain memliki mental yang tinggi agar tidak gerogi saat bermain nanti, namun kali ini penonton dari timku sangat sedikit dan bisa dihitung dengan hari mengingat keadaan yang sudah menjelang malam dan apalagi besok masih dalam suasana bertempur dengan soal-soal yang melelahkan itu. Dan aku lagi-lagi tidak dimainkan oleh pelatih dengan kembali memilih si zaki sebagai pemain utama dan aku duduk dibangku cadangan.

”Priiiittt!!!” peluit dibunyikan wasit pertandingan babak pertama dimulai dengan bola berada dalam kendali timku, lawan kali ini memiliki kemampuan yang lebih bagus dibandingkan lawan kemarin, namun tim tak patah semangat untuk menggapai sebuah kemenangan dengan usaha yang keras dan melelahkan pastinya. Suasane pendukung dari lawan sangatlah fanatik yang mengganggu konsentrasi pemain dengan terlihat beberapa pemain gerakannya canggung di lapangan, akhirnya pelatih meminta time out. “Kalian harus fokus dan tenang, jangan terpengaruh sama penonton lawan, anggap saja mereka tak ada, kali ini tingkatkan penyerangan dengan formasi 1-2-1, pandai-pandai membuka ruang dan tutup celah lawan atau jangan beri kesempatan lawan untuk shooting ke gawang karena mereka memiliki akurasi dan tendangan yang bagus, paham?”tegas pelatih smabil menyemangati pemain. “Pahaaamm!!”serentak jawaban dari pemain. Pertandingan berjalan cukup sengit dan keras yang menjurus ke arah pelanggaran. Setelah usaha yang begitu keras akhirna timku bisa untuk membuat gol pertama kali dalam pertandingan yang merubah kedudukan menjadi 1-0. “Goollll” para pemain cadangan berteriak dan berdiri dengan wajah yang gembira. Namun dengan keunggulan itu membuat tim lawan menjadi sering melancarkan serangan bahkan timku tidak memiliki kesempatan untuk menyerang balik karena mereka bermain sangat disiplin, bahkan berakali-kali melepaskan tendangan-tendangan keras yang mengancam gawang yang dijaga si zaki, dia bermain cukup bagus hari ini dan semoga sampai akhir pertandingan juga selalu bermain bagus. Dengan serangan yang dilancarkan terus-menerus, mengakibatkan pemain bertahan frustasi, alhasil terjadilah pelanggaran di kotak penalti yang dilakukan oleh pemain timku yang artinya terjadi tendangan penalti dan wasit memberikan hadiah penalti itu kepada lawan, akhirnya dapat dibobollah gawang yang dijaga oleh si zaki itu seingga membuat kedudukan menjadi 1-1 dan pertandingan babak pertamapun selesai dengan dibunyikannya peluit wasit. Para pemain terlihat serius dan berkonsentrasi penuh mendengarkan arahan dari pelatih tentang strategi selanjutnya yang akan dilakukan. “Oke, tinggal dua puluh menit lagi, tingkatkan lagi intensitas serangannya, jangan terlalu banyak bola dan berani shooting dari jarak jauh dan tenang, intinya hanya itu saja. Paham?”arahan pelatih kepada pemain. “Pahaamm”jawab pemain dengan keras. “Priiiittt” pertandingan babak keduapun dimulai, dengan bola berada dalam penguasaan lawan, babak kedua ini kedua tim bermain terbuka untuk bisa mencetak gol dengan cepat dan sebanyak-banyaknya. Jual beli seranganpun sering terjadi, dengan lawan banyak melakukan shooting-shooting dari jarak jauh dan lemparan jauh dari kiper yang langsung meuju ke arah gawang, namun si zaki masih bisa mengatasinya. “Tutup ruang tutup ruang, jangan beri kesempatan shooting”teriak pelatih dari sisi lapangan. Dengan usaha yang keras dan berkali-kali melakukan serangan dan shooting-shooting yang selalu gagal, lewat serangan balik yang cepat akhirnya dapat mencetak gol kedua yang semakin menaikkan semangat dari para pemain, kedudukanpun berubah 2-1 untuk keunggulan timku. “Fokus-fokus”teriak kembali dari pelatih. Lawan kembali melakukan pengurungan dengan melancarkan berbagai serangan yang terus menerus diberikan. Dan timku juga tidak bisa untuk melakukan serangan balik yang cepat, seakan-akan lawan dengan kebobolan tadi menjadi lebih semangat dalam bermain. Ketika waktu menunjukkan kurang tiga menit lagi pertandingan akan berakhir para pemain cadangan termasuk aku cukup tegang dan terus berdoa untuk kemenangan tim. Lawan terus melancarkan serangan yang membuat para pemain terlatih frustasi dan kelelahan. Dengan kegigihan yang luar biasa, akhirnya lawan dapat membobol gawang si zaki itu dengan lemparan jauh dari kiper yang menuju langsung ke arah gawang zaki namun apa daya, niatnya untuk menangkap bola itu malah lepas dan meluncur ke arah gawangnya sendiri sehingga membuat kedudukan imbang 2-2. Para pemainpun tertunduk lesu dengan kebobolan itu, terutama si zaki yang telah melakukan blunder yang cukup fatal itu. “Mungkin jika aku yang menjadi posisi zaki bola seperti itu tidak akan masuk ke gawang sendiri yang mengakibatkan blunder” kataku di dalam hati. Namun aku cukup mengerti dengan keadaan yang dialami zaki, mungkin dia tegang dan kurang fokus dalam membaca laju dan arah bola, berkali-kali dia mendapatkan sorakan dan ejekan dari suporter lawan yang berada di belakang gawangnya itu. “Semanagat-semangat” teriak pelatih dan pemain cadangan yang mencoba memberi semangat. Timpun bermain menyerang dan terus menerus melakukan serangan bahkan tendangan-tendangan yang snagta mengancam. Bahkan para pemain lawan tidak diberi kesempatan untuk mengendalikan bola lebih lama dan langsung diserobot saja oleh pemain timku. Berbagai usaha untuk mencetak gol dengan melakukan tendangan-tendangan dari jarak jauh maupun dekat masih saja gagal, tercatat sudah tiga kali bola membentur tiang gawang lawan. Kiper dari tim lawan bermain cukup bagus dengan berbagai penyelamatan-penyelamatan heroik yang dilakukannya. Namun apa daya, hingga pertandingan selesai skor masih tetap imbang 2-2 dan timku tidak bisa untuk mencetak gol dan akirnya timnku tdak lolos secara tragis. Dengan hanya mendapatkan empat poin dari satu kali kemanangan dan satu kali imbang dengan jumlah gol  tujuh. Para pemainpun sangat sedih dan kebanyakan menangis dengan kekalahan yang diterima yang termasuk si zaki yang menangisi kekalahan dengan sangat dramatis dan berlinang air mata yang cukup banyak karena kesalahan yang dia lalukan, para pelatih dan official memberikan motivasi untuk menghapuskan kesedihan dalam diri pemain. “Permainan kita kali ini cukup bagus, namun hanya kurang beruntung saja, lihatlah gol-gol yang dicetak oleh lawan tadi, itu semua merupakan kesalahan dari kita semua dan seharusnya itu tidak terjadi dan dewi fortune atau keberuntungan tidak berpihak kepada kita hari ini” ujar pelatih sambil menyemangati para pemain. Terlihat si zaki masih saja menangis semakin kencang dan para pemain mencoba untuk menangkankannya termasuk aku, “Sudahlah zak, ini mungkin belum keberuntunganmu dan keberuntungan kita semua dan juga bukan kesalahanmu semata” ujarku dengan maksud untuk menenangkannya. Dengan kekalahan itu gugur sudah harapanku dan teman lain untuk bisa menjadi juara di turnamen besar ini. Para pemain mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga dari turnamen ini dan bisa menjadi lebih baik lagi untuk turnamen-turnamen selanjutnya. Diperlukannya usaha lebih keras dan latihan yang efektif untuk menjadi seorang juara sejarti dan itu semua tidak mudah untuk mencapainya. Dan ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga sekali bagiku dan tim untuk menghasilkan permainan yang bagus dan bisa menjadi seorang juara sejati yang dapat membawa nama harum SMAku dit tingkat nasional maupun tingkat daerah. 

1 komentar so far

Mohegan Sun - CasinoCyclopedia - Mapyro
Mohegan Sun - CasinoCyclopedia 상주 출장마사지 is a directory of casinos in Connecticut. Use the free 경주 출장샵 map to get directions, reviews 구리 출장안마 and information 광주광역 출장안마 for Mohegan Sun in 삼척 출장안마


EmoticonEmoticon