Entah tak peduli angin hendak berhembus
dari utara menuju selatan atau dari selatan menuju utara. Entah sinnar mentari
menyengatku entah ia hendak bergeser menuju barat untuk beristirahat ataukah
rembulan meninggi melalui barat ke timur. Entah roda waktu berdetak makin cepat
menyita hari-hariku, peluh keringat menghujani setiap ragaku. Namun semangat
ini selalu membara membakar setiap setiap jera dan ketakutan. Aku menunggu
sebuah turnamen besar dan bergengsi di tingkat nasional ini. Yang merupakan
turnamen paling besar yang pernah aku ikuti selama menjadi pemain futsal di
SMAku. Kali ini Solo-lah yang menjadi tuhan rumah penyelenggara setelah Surabaya,
yang telah dilakukan diberbagai kota negara ini. Dengan peserta yang dibagi
menjdi tiga tingkatan: tingkat SMA, tingkat Universitas, dan tingkat umum.
Tingkat kebugaran fisik dan teknik bermain sangatlah berpengaruh dalam sebuah
permainan, apalagi dalam event sebesar ini yang menyediakan hadiah yang besar
dan haruslah semua tim memiliki semuanya itu untuk menjadi juara sejati.
Diperlukannya sebuah latihan keras, disiplin dan mengikuti arahan pelatih.
Namun, sosok pelatih juga berpengaruh, bagaimana dia dapat menggunakan
strategi-strategi jitu dan tak kalah penting menaikkan mental dari para
pemainnya untuk kinerja yang lebih baik dan semakin matang.
Namun sebelum itu semua, dalam sebuah
turnamen di Sragen aku bagai tertimpa buah simalakama. Beberapa hari sebelum
perhelatan itu dimulai pelatih menyampaikan bahwa turnamen tersebut digunakan
sebagai pemanasan menjelang turnamen besar di Solo. Sebelum perhelatan itu
dimulai, aku menderita sebuah penyakit yang sudah aku alami sebelum-sebelumnya
yang seperti di tusuk-tusuk di perut dan raga yang terasa lemas. Akupun mencoba
menyembuhkan penyakit ini dengan berobat kepada dokter yang telah biasa untuk
memeriksaku. Tidak tanggung-tanggung, lima jenis obat diberikannya kepadaku
dengan jenis yang berbeda-beda. Aku berpikiran apakah dokter ini tahu kalau aku
ingin mengikuti turnamen sehingga diberi obat sebnyak ini atau bagaimana.
Akupun berpikir dengan penuh keheranan dan sedikit keheranan apakah ini hanya
kebetulan ataukah dosisnya memang begitu. Akupun tak lupa selalu meminumnya
demi kesembuhanku untuk turnamen Sragen. Namun setelah beberapa hari,
penyakitku ini cukup bisa diatasi dan sedikit berurang walaupun seringkali
kadang masih kambuh. Aku akhirnya tidak mengikuti latihan terakhir untul
persiapan turnamen itu. “Pak, maaf saya enggak bisa ikut latihan dulu, soalnya
ini baru sakit” tanyaku kepada pelatih lewat salah satu media sosial. “Duh, kok
mau turnamen malah sakit toh?”jawab pelatihku dengan sedikt kecewa dengan
emoticon yang diberikan. “Ya, maaf pak. Kan kemarin minggu itu habis wisata
yang niatnya buat refreshing, eee, tapi pulangnya itu malah jadi sakit kayak
biasanya”penjelasanku kepadanya. “Yasudah, istirahat yang cukup dan jaga
kondisi biar cepet sembuh”jawab pelatih dengan sediit menasehatiku. Akupun
betul-betul memperhatikan, bahkan mengurangi kegiatan-kegiatan yang
menyibukkanku demi kesehatan seutuhnya, mengingat selama SMA ini kegiatanku
bisa dikatakan cukup padat disamping dari tugas-tugas sekolah yang telah
melambai-lambaiku untuk menyelesaikannya. Dan aku juga sempat tidak masuk
sekolah satu hari karena kondisi yang masih lemas. Dua hari menjelang turnamen
dimulai pelatih meminta pemain untuk berkumpul sekedar mendengarkan infomasi
dan pengarahan-pengarahan. Kondisiku bisa dikatakan sudah delapan puluh persen
fit. Pelatih memberikan arahan-arahan dan strategi permainan dalam sebauh
ruangan. Setelah tiga puluh menit menjelaskan dengan penuh ekspresif, dia
menanyaiku, “Bagaimana keadaanmu?”.”Ya sudah lumayan pak”jawabku dengan sedikit
memberi senyuman sambil memegang perutku. “Gini ya, penyakit kamu itu kan
penyakit dalam, jadi enggak bisa tahu pasti apakah sudah sembuh benar atau
belum, beda kalo cuman cedera atau keseleo yang bisa dilihat dengan jelas,
mending kamu enggak ikut dulu turnamen di Sragen dulu, nanti buat persiapan KIT
di Solo saja ya?”jawab pelatih sambil memegang pundakku.“Lha tapai pak?”jawabku
dengan penuh memohon.”Ah, sudahlah tidak apa-apa, kipernya juga masih ada satu,
itu si zaki”jawabnya sambil menoleh kepada si zaki.”Ya sudah pak tidak
apa-apa”jawabku dengan sedikit kecewa. Bukan kecewa karena terhadap pelatihku
yang tak membawaku ke Sragen, tetapi kecewa sama diriku sendiri yang tidak bisa
menjaga kesehatan menjelang turnamen seperti ini. Akupun bertekad untuk bisa
fit dan bugar sebelum KIT Futsalismo di Solo nanti dimulai setelah turnamen di
Sragen.
Hari ini merupakan hari bertandingnya
tim futsal SMAku di Sragen yang aku tidak bisa untuk mengikutinya. Para siswa
SMAku menyebutnya sebagai smanigday, yang artinya harinya SMAku, maksudnya hari
bertandingnya sekolahku seperti yang terdapat pada status-status dari sosial
media mereka yang tiap siswa hampir mempunyainya. Pertandingan dimulai pukul
16.00 di GOR Diponegoro, akupun berantusias untuk menontonnya. Di hari pertama
ini penonton yang melihat cukup banyak dan termasuk aku salah satunya, walapun
tidak sebanyak penonton lawan karena jaraknya juga relatif lebih dekat
dibanding sekolahku. Pertandingan kali ini adalah melawan SMA 3 Sragen yang
memiliki suporter fanatik dengan koreografi yang menarik. Dengan jalannya pertandingan
yang sengit akhirya tim futsal SMAku bisa memenangkan pertandingan dan membuat
para penonton bahagia. Akupun turun dari tribun untuk memberikan selamat kepada
tim terutama kepada si zaki yang menggantikan posisiku bermain. Pertandingan
akan dilanjutkan esok hari. Keesokan harinya masih dalam suasana smanigday
seperti perkataan siswa-siswa lain yang cukup puas dengan kemenangan kemarin.
Pertandingan hari ini dimulai pukul 14.00, hari ini semua pertandingan akan diselesaikan
sampai final. Akupun berharap tim futsalku bisa masuk final dan tentunya
menjadi juara. Kali ini pertandingan melawan SMK Gondang. Dengan kepercayaan
tinggi atas kemenangan kemarin akhirnya tim futsalku berhasil mengalahkannya
dengan pertandingan yang sengit dan keras sampai pemain futsal SMAku mendapat
dua kartu merah yang merugikan tim untuk pertandingan selanjutnya di babak semi
final. Setelah tim selesai beristirahat dan pemanasan kembali pertandingan
selanjutnya di hari ini adalah melawan SMK Dian Kirana. Para pemainpun sudah
terlihat tampak kelelahan dan akupun setia untuk menontonnya sampai
pertandingan selesai. Tim futsal SMAku hanya memiliki enam pemain, dengan
kondisi ini peluang untuk lolos cukuplah sulit. Namun tim bermain konsisten dan
sekuat tenaga walaupun akhirnya harus bertekuk lutut dihadapan lawan dan akhirnya
berhak untuk memperebutkan juara tiga dan empat. Yang sudah menunjukkan jam
pukul 17.00, akupun juga masih setia untuk menonton seperti halnya teman
lainnya. Akhirnya pertandingan perebutan juara ke tiga dan empat dimulai yang
kali ini melawan SMA 1 Sambirejo. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, para
pemain bermain kolektif dan kompak dengan arahan dari pelatih. Namun akhirnya
tim futsalku hanya meraih juara ke empat setelah kalah di babak perebutan juara
tiga dan empat. Para pemainpun tampak sedih dan kecewa dengan hasil yang
dicapainya, pelatih memberikan motivasi kepada para pemain bahwa permainan hari
ini sudah bagus tapi perlu ditingkatkan lagi. “Ayo semangat-semangat”teriak
pelatih menyemangati pemain yang terlihat sedih. “Semangat!”serentak pemain
berkata.”Target kita selanjutnya adalah KIT Futsalismo di Solo yang lebih keras
dari ini, ayo kita semangat berlatih kembali, lupakan kegagalan ini dan jadikan
kegagalan sebagai pelajaran yang berharga”ujar pelatih sambil memotivasi
pemain.
Detik-detik berlalu, detik berganti
menit, menit berganti jam, jam berganti hari dan hari berganti minggu. Tak
bosan-bosannya aku berlatih kembali bersama tim dengan kondisiku yang semakin
fit untuk bermain, berlatih tiga kali seminggu, maklum, agar dapat merebut
juara bergengsi itu di tingkat nasional. Tak jarang pelatih bertindak tegas dan
keras dalam latihan dan itu semua bertujuan untuk kedisiplinan dalam bermain.
Pelatih biasa menggunakan pola defend 2-2 dalam proses bertahan dan pola 1-2-1
sebagai pola penyerangan . Itulah yang sering diajarkan oleh pelatih kepada tim
futsal SMAku. Dan juga selalu fokus dalam bermain, pandai-pandai membuka atau
mencari ruang yang kosong, passing-passing yang terukur dan penyelesaian akhir
yang tepat yang bisa berbuah gol. Namung sayangnya, perhelatan itu bertepatan
dengan ulangan tengah semester yang diadakan di sekolahku yang membuatku untuk
pandai-pandai dalam membagi waktu antara belajar, latihan dan istirahat. Aku
tidak ingin kejadian yang lalu terulang, yaitu sakit menjelang turnamen
dimulai. Aku benar-benar menjaga kesehatanku dan pola makan yang teratur. Waktu
terus berlalu dan tinggal beberapa hari lagi menjelang turnamen dimulai. Dalam
latihan terakhir menuju turnamen, pelatih selalu mengingatkan untuk selalu
disiplin posisi dan fokus ketika bermain dan tidak gentar menghadapi suporter
lawan yang pastinya akan lebih banyak dan fanatik lagi. Aku berpikiran sejalan
dengan pelatih, pasti suporter akan lebih banyak dan fanatik mengingat eventnya
lebih besar dan bergengsi di tingkat nasional. Tiga hari mejelang turnamen
dimulai, pelatih meminta pemain untuk kembali berkumpul mendengarkan hasil
Technical Meeting mengenai KIT Futsalismo nanti. Pelatih menginformasikan bahwa
tim aka bermain di hari kedua, yaitu 9 Oktober. Para pemain cukup senang karena
memiliki waktu yang lebih lama sedikit untuk sekedar menyiapkan mental. Malam
hari menjelang pertandingan pertama aku selalu terbayang-bayang tentang itu
semua.
Keesokan harinya di sekolah yang masih
dalam keadaan ulangan tengah semeter para siswa kembali berbincang-bincang
mengenai pertandingan hari ini yang biasa mereka menyebutnya smanigday.
Pertandingan akan dimulai sore hari pukul 16.00, sebelum itu tim berangkat
lebih awal untuk mempunyai waktu persiapan yang lebih panjang. Dengan berangkat
bersama-sama dari sekolah untuk menjalin kekompakan satu sama lain dengan
berbagai candaan yang dilakukan sekedar mengurangi susana ketegangan dalam
pertandingan pertama kali ini. Pertandingan kali ini adalah melawan SMA 2 Solo,
akhirnya sampailah kami di GOR Manahan, atmosfer pertandingan sudah terasa
sampai diluar stadion dengan suara suporter yang membahana sampai diluar
stadion. Segeralah tim untuk bersiap-siap memakai sepatu dan melakukan
pemanasan terlebih dahulu dan tentunya berdoa untuk diberi kemenangan kepada
Tuhan. Susunan line up dibacakan,”Pemain yang turun pertama kali adalah Rizky,
Isnan, Aulia, Timbul dan Zaki”ucap si pelatih. Dalam posisi kiper namaku tidak
disebutkan yang biasa akulah yang menjadi pemain inti, namun kali ini adalah si
zaki kembali yang menjadi pemain inti dalam tim futsal SMAku ini. Mungkin
pelatih melihat kemampuan si zaki yang cukup bagus saat turnamen di Sragen
minggu lalu dan kembali memainkannya sebagai pemain inti untuk menggantikanku.
Akupun merasa cukup kecewa dan kaget dengan keputusan dari pelatih ini, mungkin
pelatih memiliki strategi yang jitu dan sebagai satu tim hendaknya mempercayai
satu sama lain, tidak bermain dengan egoisnya sendiri. Strategi dan motivasi
bermainpun diberikan sang pelatih dan official tim demi kemenangan pertandingan
sore ini. Akhirnya kami bersiap-siap di lorong stadion untuk menuju lapangan
pertandingan dengan sedikit bercanda sekedar menghilangkan ketegangan yang
dirasakan. Lagu fairplay berkumandang menandakan para pemain memasuki lapangan
yang sebelumnya didahului berdoa di pinggir lapangan untuk permohonan
kemenangan. Hatiku berdebar begitu kencang ketika lagu fairplay dikumandangkan
yang sampai menggetarkan jiwa hatiku dan riuh teriakan para penonton yang
memadati stadion tersebut. “Priiiittt!!!” peluit wasitpun dibunyikan menandakan
dimulainya babak pertama, bola pertama untuk tim lawan sambil memanikan ball
possesion. Pertandinga berjalan sangat ketat dengan skill-skill yang tinggi
dari para pemain yang semakin memperindah permainan dan terjadi jual beli
serangan yang cepat. Bahkan tak jarang wasit meniupkan peluitnya karena terjadi
fouls, pertandingan berlangsung selama 2x20 menit yang mengharuskan pemain memiliki
stamina dan kondisi fisik yang kuat. Akhirnya yang ditunggu-tunggu timku datang
juga, yaitu sebuah gol. “Goolllll!!!” teriakku dan pemain dibangku cadangan.
Suasana serentak menjadi kegembiraan dan semangat yang semakin menggebu-gebu dengan
keunggulan timku 1-0. Namun akibat kelengahan pemain, beberapa pemain akhirnya
gawang si zaki itu kebobol juga lewat tendangan keras dari luar kotak penalti
yang membuat keadaan imbang 1-1. Para pemain terlihat kecewa dengan kebobolan
itu. “Semangat-semangat, fokuuss” teriak pelatih dari pinggir lapangan.
Kedudukan bertahan hingga wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya babak
pertama. Beristirahatlah para pemain, sembari mendengarkan instruksi dari
pelatih para pemain disuguhi penampilan dari dance yang kali ini dibawakan oleh
dance SMAku sendiri. Timpun bertepuk tangan kepadanya sembari memberi semangat
dan acungan jempol atas penampilannya yang cukup memuaskan dan menghibur.
“Priiiittt!!!” tanda dimulainya babak kedua dengan bola berada di kendali permainan
timku, ball possesionpun dimainkan. Kontak fisik sering terjadi antar pemain di
lapangan yang akhirnya mendapatkan peringatan dan satu pemain dari timku
mendapat kartu kuning. Dengan usaha yang keras dan luar biasa, akhirnya timku
berhasil mencetak gol kedua yang semakin memotivasi untuk mencetak gol-gol
selanjutnya dan meraih kemengan. Terjadilah gol yang ketiga dan seterusnya
sampai yang kelima hingga skor sampai akhir pertandingan 5-1 untuk kemenangan
timku atas SMA 2 Solo. Dengan kemenangan itu menjadikan timku mendapatkan tiga
poin, para pemain merasa gembira dan bangga dengan hasil yang telah dicapainya
namun masih banyak permainan yang harus dibenahi guna pertandingan esok hari.
Segeralah untuk beristirahat sejenak dan bersiap untuk kembali ke rumah, dalam
perjalanan pulang pemain selalu bercerita tentang hasil pertandingan tadi dan
evaluasi dari pelatih. Sesampai dirumah akupun menyempatkan diri untuk sejenak
belajar karena esok hari sudah ditunggu oleh soal-soal yang meminta untuk
dikerjakan.
Keesokan harinya, para siswa banyak yang
membicarakan kemenangan tim futsal SMAnya sambil memegangi buku pelajarannya
masing-masing. Setelah selesai menyelesaikan ulangan yang cukup melelahkan,
akupun segera pulang untuk bersiap-siap melakoni pertandingan kedua pukul 18.00
nanti. Mengingat hari Jumat, sembahyanglah terlebih dahulu guna kewajiban bagi
seorang muslim yang telah aku miliki sejak lahir, sebelum menuju ke sekolah
untuk berangkat bersama tentunya tidak lupa aku untuk meminta doa kepada kedua
orang tuaku. Timpun berangkat bersama seperti halnya kemarin, sengaja untuk
berangkat lebih awal agar mempunyai waktu pemanasan dan latihan yang cukup lama
di stadion nanti. Sesampai di stadion, beristirahatlah tim sejenak sambil
menonton pertandingan yang sedang berlangsung. Bersiaplah tim untuk melakukan
pemanasan terebih dahulu guna pertandingan kali ini yang cukup penting untuk
menuju ke semifinal dengan melawan SMA Muhammadiyah 2 Solo. Kami membutuhkan
kemenangan untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Akupun sangat berharap sekali
untuk tim dapat lolos ke semifinal dan membawa harum nama SMAku. Seperti halnya
kemarin, sebelum pertandingan tim selalu memanjatkan doa dan pelatih
menyampaikan strategi-strategi juga semangat-semangat yang dapat memotivasi
para pemain. Tentunya dalam kondisi yang ingin lolos ke babak selanjutnya
dibutuhkan usaha yang keras dan semangat yang membara dari para pemain.
Akhirnya masuklah para pemain ke lapangan diiringi lagu fairplay yang masih
saja membuat hatiku berdebar-debar. Dengan jumlah penonton kali ini yang
semakin banyak semakin membuat seru pertandingan dan tentunya para pemain
memliki mental yang tinggi agar tidak gerogi saat bermain nanti, namun kali ini
penonton dari timku sangat sedikit dan bisa dihitung dengan hari mengingat
keadaan yang sudah menjelang malam dan apalagi besok masih dalam suasana
bertempur dengan soal-soal yang melelahkan itu. Dan aku lagi-lagi tidak
dimainkan oleh pelatih dengan kembali memilih si zaki sebagai pemain utama dan
aku duduk dibangku cadangan.
”Priiiittt!!!” peluit dibunyikan wasit
pertandingan babak pertama dimulai dengan bola berada dalam kendali timku,
lawan kali ini memiliki kemampuan yang lebih bagus dibandingkan lawan kemarin,
namun tim tak patah semangat untuk menggapai sebuah kemenangan dengan usaha
yang keras dan melelahkan pastinya. Suasane pendukung dari lawan sangatlah
fanatik yang mengganggu konsentrasi pemain dengan terlihat beberapa pemain
gerakannya canggung di lapangan, akhirnya pelatih meminta time out. “Kalian harus
fokus dan tenang, jangan terpengaruh sama penonton lawan, anggap saja mereka
tak ada, kali ini tingkatkan penyerangan dengan formasi 1-2-1, pandai-pandai
membuka ruang dan tutup celah lawan atau jangan beri kesempatan lawan untuk
shooting ke gawang karena mereka memiliki akurasi dan tendangan yang bagus,
paham?”tegas pelatih smabil menyemangati pemain. “Pahaaamm!!”serentak jawaban
dari pemain. Pertandingan berjalan cukup sengit dan keras yang menjurus ke arah
pelanggaran. Setelah usaha yang begitu keras akhirna timku bisa untuk membuat
gol pertama kali dalam pertandingan yang merubah kedudukan menjadi 1-0.
“Goollll” para pemain cadangan berteriak dan berdiri dengan wajah yang gembira.
Namun dengan keunggulan itu membuat tim lawan menjadi sering melancarkan
serangan bahkan timku tidak memiliki kesempatan untuk menyerang balik karena
mereka bermain sangat disiplin, bahkan berakali-kali melepaskan
tendangan-tendangan keras yang mengancam gawang yang dijaga si zaki, dia
bermain cukup bagus hari ini dan semoga sampai akhir pertandingan juga selalu
bermain bagus. Dengan serangan yang dilancarkan terus-menerus, mengakibatkan
pemain bertahan frustasi, alhasil terjadilah pelanggaran di kotak penalti yang
dilakukan oleh pemain timku yang artinya terjadi tendangan penalti dan wasit
memberikan hadiah penalti itu kepada lawan, akhirnya dapat dibobollah gawang
yang dijaga oleh si zaki itu seingga membuat kedudukan menjadi 1-1 dan
pertandingan babak pertamapun selesai dengan dibunyikannya peluit wasit. Para
pemain terlihat serius dan berkonsentrasi penuh mendengarkan arahan dari
pelatih tentang strategi selanjutnya yang akan dilakukan. “Oke, tinggal dua
puluh menit lagi, tingkatkan lagi intensitas serangannya, jangan terlalu banyak
bola dan berani shooting dari jarak jauh dan tenang, intinya hanya itu saja.
Paham?”arahan pelatih kepada pemain. “Pahaamm”jawab pemain dengan keras.
“Priiiittt” pertandingan babak keduapun dimulai, dengan bola berada dalam
penguasaan lawan, babak kedua ini kedua tim bermain terbuka untuk bisa mencetak
gol dengan cepat dan sebanyak-banyaknya. Jual beli seranganpun sering terjadi,
dengan lawan banyak melakukan shooting-shooting dari jarak jauh dan lemparan
jauh dari kiper yang langsung meuju ke arah gawang, namun si zaki masih bisa
mengatasinya. “Tutup ruang tutup ruang, jangan beri kesempatan shooting”teriak
pelatih dari sisi lapangan. Dengan usaha yang keras dan berkali-kali melakukan
serangan dan shooting-shooting yang selalu gagal, lewat serangan balik yang
cepat akhirnya dapat mencetak gol kedua yang semakin menaikkan semangat dari
para pemain, kedudukanpun berubah 2-1 untuk keunggulan timku.
“Fokus-fokus”teriak kembali dari pelatih. Lawan kembali melakukan pengurungan
dengan melancarkan berbagai serangan yang terus menerus diberikan. Dan timku
juga tidak bisa untuk melakukan serangan balik yang cepat, seakan-akan lawan
dengan kebobolan tadi menjadi lebih semangat dalam bermain. Ketika waktu
menunjukkan kurang tiga menit lagi pertandingan akan berakhir para pemain
cadangan termasuk aku cukup tegang dan terus berdoa untuk kemenangan tim. Lawan
terus melancarkan serangan yang membuat para pemain terlatih frustasi dan
kelelahan. Dengan kegigihan yang luar biasa, akhirnya lawan dapat membobol
gawang si zaki itu dengan lemparan jauh dari kiper yang menuju langsung ke arah
gawang zaki namun apa daya, niatnya untuk menangkap bola itu malah lepas dan
meluncur ke arah gawangnya sendiri sehingga membuat kedudukan imbang 2-2. Para
pemainpun tertunduk lesu dengan kebobolan itu, terutama si zaki yang telah melakukan
blunder yang cukup fatal itu. “Mungkin jika aku yang menjadi posisi zaki bola
seperti itu tidak akan masuk ke gawang sendiri yang mengakibatkan blunder”
kataku di dalam hati. Namun aku cukup mengerti dengan keadaan yang dialami
zaki, mungkin dia tegang dan kurang fokus dalam membaca laju dan arah bola,
berkali-kali dia mendapatkan sorakan dan ejekan dari suporter lawan yang berada
di belakang gawangnya itu. “Semanagat-semangat” teriak pelatih dan pemain
cadangan yang mencoba memberi semangat. Timpun bermain menyerang dan terus
menerus melakukan serangan bahkan tendangan-tendangan yang snagta mengancam.
Bahkan para pemain lawan tidak diberi kesempatan untuk mengendalikan bola lebih
lama dan langsung diserobot saja oleh pemain timku. Berbagai usaha untuk
mencetak gol dengan melakukan tendangan-tendangan dari jarak jauh maupun dekat
masih saja gagal, tercatat sudah tiga kali bola membentur tiang gawang lawan.
Kiper dari tim lawan bermain cukup bagus dengan berbagai
penyelamatan-penyelamatan heroik yang dilakukannya. Namun apa daya, hingga
pertandingan selesai skor masih tetap imbang 2-2 dan timku tidak bisa untuk
mencetak gol dan akirnya timnku tdak lolos secara tragis. Dengan hanya
mendapatkan empat poin dari satu kali kemanangan dan satu kali imbang dengan
jumlah gol tujuh. Para pemainpun sangat
sedih dan kebanyakan menangis dengan kekalahan yang diterima yang termasuk si
zaki yang menangisi kekalahan dengan sangat dramatis dan berlinang air mata
yang cukup banyak karena kesalahan yang dia lalukan, para pelatih dan official
memberikan motivasi untuk menghapuskan kesedihan dalam diri pemain. “Permainan
kita kali ini cukup bagus, namun hanya kurang beruntung saja, lihatlah gol-gol
yang dicetak oleh lawan tadi, itu semua merupakan kesalahan dari kita semua dan
seharusnya itu tidak terjadi dan dewi fortune atau keberuntungan tidak berpihak
kepada kita hari ini” ujar pelatih sambil menyemangati para pemain. Terlihat si
zaki masih saja menangis semakin kencang dan para pemain mencoba untuk
menangkankannya termasuk aku, “Sudahlah zak, ini mungkin belum keberuntunganmu
dan keberuntungan kita semua dan juga bukan kesalahanmu semata” ujarku dengan
maksud untuk menenangkannya. Dengan kekalahan itu gugur sudah harapanku dan
teman lain untuk bisa menjadi juara di turnamen besar ini. Para pemain
mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga dari turnamen ini dan bisa
menjadi lebih baik lagi untuk turnamen-turnamen selanjutnya. Diperlukannya
usaha lebih keras dan latihan yang efektif untuk menjadi seorang juara sejarti dan
itu semua tidak mudah untuk mencapainya. Dan ini merupakan sebuah pengalaman
yang sangat berharga sekali bagiku dan tim untuk menghasilkan permainan yang
bagus dan bisa menjadi seorang juara sejati yang dapat membawa nama harum SMAku
dit tingkat nasional maupun tingkat daerah.
1 komentar so far
Mohegan Sun - CasinoCyclopedia - Mapyro
Mohegan Sun - CasinoCyclopedia 상주 출장마사지 is a directory of casinos in Connecticut. Use the free 경주 출장샵 map to get directions, reviews 구리 출장안마 and information 광주광역 출장안마 for Mohegan Sun in 삼척 출장안마
EmoticonEmoticon